Kreatif. Inovatif. Revolusioner.

Friday, 11 April 2014

Otak Kiri vs Otak Kanan: Mitos!


Hey Rangers! Pernah denger gak istilah-istilah otak kanan dan otak kiri? Katanya sih kalo orang yang jago matematika dan berbahasa itu orang yang dominan otak kiri, dan orang yang pandai dalam seni atau sosial itu orang yang dominan otak kanan. Anak IPA kebanyakan otak kiri, dan yang otak kanan anak-anak IPS. Bener gak sih? Nah, ternyata ini cuma mitos nih, Rangers! Mitos!

Jadi, pada zaman dahulu kala, ada seorang ilmuan asal Perancis bernama Pa De Paul Broca. Dia adalah Neuroscientist yang hobinya nge-bedah otak orang. Nah, Paul Broca ini adalah orang yang  pertama tau kalo ada bagian di otak kita yang bertanggung jawab untuk kemampuan berbicara kita. Bagian tersebut adalah bagian depan sebelah kiri otak kita, yang dinamain Area Broca. Katanya, kalo Area Broca orang rusak, orang itu bakal susah ngomong.

Pendapat Broca tadi tentang Area Broca itu ditambahin bukti-bukti dari rekan dokternya tentang pasien yg mengalami kesulitan bicara ketika terjadi stroke di otak sebelah kiri. Nah, ini nih yang bikin orang-orang pada bilang kalo otak kiri ada hubungannya sama kemampuan berbahasa dan kompleksitas sintaksis berbahasa. Tapi, gak salah juga sih... ada percobaan sebagai berikut, coba baca kalimat dibawah ini:

The boogles are blundling the bludget.
The boogles is blundling the bludget.  


Enakan baca yang mana? Kalimat pertama atau kalimat kedua? Orang yang punya kerusakan di bagian kiri otak akan kesulitan bedainnya. Untuk yang ngerti grammar, jelas yang bener yang pertama. Boogles dengan akhiran ‘s’ menunjukan plural dan diikuti oleh ‘are’. Walau kata-katanya ga ada arti, ada bagian di otak yg nentuin grammar.

Selain susah bedain grammar, kadang ada kondisi yg namanya Aphasia. Sering ga sih Rangers, susah mau bilang suatu kata tapi tau artinya. Mau bilang ambilin pensil tapi tangan bikin gerakan nulis sambil bilang “itu.. tuh.. ah apa sih.. ya pokoknya itu lah”. Nah, kalo kerusakannya di Area Broca, orang bahkan jadi bener-bener gak bisa nyebutin nama barang-barang, tapi bisa deskripsiin bentuk, warna dan guna barang-barang tersebut.

Kalo kiri kuat korelasinya dengan grammar dan sintaksis, gimana dengan otak belahan kanan? Dan darimana mitos populer yang bilang kalo otak kanan tuh cocok untuk artist dan bisnisman yg ga perlu kalkulasi rumit? Kalo kondisi susah nyebut nama barang adalah Aphasia, nah ada kembarannya di otak kanan namanya Agnosia. Kelainan yg diakibatkan kerusakan di bagian kanan akan nimbulin kesulitan mengenali pola yg biasa dengan mudah kita kenalin, yaitu muka manusia. Hah? Kok bisa? Bukannya secara evolusi kita akan kenal pola apa pun yang mirip muka manusia? Nah coba kita masuk ke dunia orang Agnosia dengan mengenali gambar apakah di bawah ini?
Before
Keliatan gak muka siapa? Hayo tebak! Ketebak gak muka siapa? Nyerah? Coba deh dibalik gambarnya. Langsung ketawan kan muka siapa? Nah, pasti sebelom gambarnya dibalik susah banget nentuin itu muka siapa. Itu dia frustasinya orang yang kena Agnosia untuk mengenali pola-pola gambar dan gambar yang overlap.
After
Dari kedua kondisi tadi:
Aphasia, kesulitan berbahasa akibat kerusakan di otak bagian kiri dan
Agnosia, kesulitan mengenali pola akibat kerusakan di otak bagian kanan,

Maka muncullah pendapat berlebihan di luar wilayah kedokteran, malah lebih ke arah psikologi praktis dan populer, kalo Otak bagian kiri untuk hal-hal yg runut seperti linguistik atau kalkulasi. Dan konsekuensinya orang-orang yg kerjanya insinyur atau saintis dan ahli bahasa “kuat” di otak bagian kiri. Dan pasangannya, Otak bagian kanan untuk hal-hal seperti visual atau sensor spasial (ruang), maka orang yang suka gambar atau kerja di bidang visual “kuat” di bagian kanan.

Memang ada area atau bagian di korteks otak kita yg bertanggung jawab untuk hal-hal tertentu, seperti bahasa dan visual. Tapi kenyataannya, dalam proses berpikir dan menerima input sinyal dari indera, otak kita bekerja secara bersamaan atau simultan. Pelukis memang make bagian kanan otak untuk nerima sinyal warna dan bentuk, tapi dia juga make otak bagian kiri untuk koordinasi gerakan halus nyapu kuas di kanvas. Saintis yg lagi ngitung kurva kecepatan maksimum Enzyme emang make otak kiri untuk kalkulasi konsentrasi enzim, tapi otak kanan juga berperan untuk ekstrapolasi data di grafik. Bahkan orang yg lagi nyanyi sebenarnya gunain dua bagian otak secara simultan dengan bantuan bagian Amygdala untuk emosinya.

Brain lateralization atau pembagian otak bagian kanan dan kiri berikut spesialisasi bagian tertentu untuk fungsi tertentu emang betulan diteliti di sains. Tapi apakah minat dan bakat lu udah Hardwired atau pasti dan ga bisa diubah-ubah? Apakah bakat seni selalu bertolak belakang sama sains? Apakah kemampuan analisis sosial ga merluin rigiditas dari sains? Apa pun yg kita kerjain akan gunain dan manfaatin dua bagian otak, kanan dan kiri secara simultan.

Salam KIR!

0 comments:

Post a Comment